Pemain: Christian Bale, Hugh Jackman, Scarlett Johansson
Naskah: Christopher Priest (novel), Jonathan Nolan
Sutradara: Christopher Nolan
Produksi: Newmarket Productions (2006)
Para pesulap hebat punya tiga trik penting,” Cutter (Michael Caine), seorang pesulap tua, membuka narasinya. Di depannya, seorang gadis kecil menyimak kata-katanya. Pertama, kata Cutter, ”The Pledge, sulap biasa.” Ia memperagakan sepotong sapu tangan yang berubah menjadi burung merpati.
Trik kedua adalah The Turn, sebuah sulap yang mengubah hal biasa menjadi luar biasa. Gambar kemudian menyuguhkan sebuah adegan seorang pesulap yang bisa melepas ikatan tangan dan kaki di dalam tangki air, lalu beberapa detik kemudian sudah berdiri tegak di luar tangki.
Ketiga? Inilah yang menjadi jantung cerita film ini. Gambar bergerak ke sebuah panggung pertunjukan yang dipenuhi aliran listrik bertegangan tinggi. Seorang pesulap berada di tengah-tengahnya. Sebuah kilat kemudian menggelegar dan sedetik kemudian sang pesulap hilang. Kejutan berikutnya datang: sang pesulap tiba-tiba muncul di belakang penonton. ”Inilah gengsi tertinggi seorang pesulap, sebuah kejutan hebat yang tak pernah ditemukan di mana pun: The Prestige!” seru Cutter.
Dengan narasi tiga trik utama itu, penonton digiring ke suasana London pada era Victorian, antara akhir 1890-an dan awal 1900-an, ketika pertunjukan sulap amat populer dan setiap kejutan dinanti. Pada era ini, para pesulap, dengan segala cara, berlomba-lomba mencari dan menciptakan The Prestige.
Alfred Borden (Christian Bale) dan Rupert Angier (Hugh Jackman) dikenal sebagai pesulap muda yang amat ambisius mencari puncak-puncak trik yang tak tertandingi. Mereka rajin berkeliling ke kota-kota lain untuk memburu The Prestige. Kedua orang yang bersahabat itu adalah murid Cutter.
Tapi sebuah insiden terjadi. Suatu kali Borden salah membuat tali simpul pada pergelangan tangan Julia (Piper Perabo), istri Angier, dalam pertun-jukan Cutter. Pertunjukan dengan trik The Turn pun berubah menjadi malapetaka. Julia tewas di dalam tangki air di depan ribuan penonton. Sejak itu Angier dan Borden pun bermusuhan. Keduanya saling menjegal pertunjukan masing-masing.
Sutradara Christopher Nolan membangun kisah permusuhan dua pesulap itu dengan mencekam. Penonton bahkan tak dibiarkan menarik napas sejenak. Ia menghidangkan trik-trik sulap, yang biasanya menyenangkan dan menakjubkan bagi para penonton sulap, menjadi sebuah horor. Menyeramkan.
Di pertunjukan Angier, misalnya, Borden menyelinap untuk mencelakai tangan penonton yang tengah menjajal trik The Pledge saat melepaskan burung dalam sangkar. Sebaliknya, Angier memasang peluru tajam saat Borden tengah beratraksi menangkap peluru yang baru ditembakkan dari sebuah pistol. Borden terluka dan bahkan ia akhirnya dijebak masuk ke penjara.
Dalam setiap adegan, Nolan praktis tak memberikan petunjuk akan ke arah mana film berakhir. Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Penokohan pun dibuat sedemikian rupa sehingga penonton sulit memihak kepada Borden atau Angier. Keduanya sama-sama baik, juga sama-sama berperangai buruk. Sutradara 36 tahun itu membiarkan penonton tenggelam dalam prasangkanya sendiri.
Nolan bersama saudara kandungnya, Jonathan Nolan, mengolah novel pengarang Inggris, Christopher Priest, yang berjudul sama itu dengan dahsyat. Dan hampir semua pemeran bermain cemerlang. Inilah thriller penuh intrik yang menjadi puncak lain pencapaian Nolan setelah Memento (2000) dan film superhero yang tampil dengan begitu filosofis: Batman Begins (2005).
Di puncak pertarungan, Borden dan Angier ”bertempur” memperebutkan gengsi tertinggi dalam pertunjukan The Transported Man. Borden tanpa alat apa pun menghilang dari satu pintu dan muncul di pintu lain dalam hitungan detik. Sebaliknya, Angier menggunakan energi listrik untuk memindahkan tubuhnya dari atas panggung ke podium di belakang penonton.
Lalu, penonton sulap itu pun berdebar menanti apakah tubuh sang pesulap benar-benar muncul di belakang punggung mereka atau lenyap menjemput kematian. Waktu pun beringsut pelan dan menegangkan: satu detik, dua detik, lima detik..., sepuluh detik.…
”Inilah The Prestige. Musuh terbesar pesulap adalah obsesinya sendiri,” Cutter berpetuah.
Full Metal Jacket
The Prestige (Perang dalam Dunia Sulap)
A SONG FOR A RAGGY BOY
Stray Dog
The Book of Eli
CITY OF LIFE
NINE
MICHAEL JACKSON – This Is It!
KING
GARUDA DI DADAKU
Valkyrie
ELEGY
Atonement
Seraphim Falls
Gran Torino
THE PAINTED VEIL
LA NIÑA SANTA
Ennui
The Messenger
HOSTEL
REDACTED (2007)
IRON MAN
Film Atonement
Dororo
The Last King of Scotland
Denias
Seraphim Falls
X-Men: The Last Stand
NOBODY KNOWS
SILENT HILL
CAPOTE
The Pool
Dog Soldiers
The Hours
Final Destination 2
Catch Me If You Can
The Prestige
road to perdition
The Notebook
i am sam
DRAGON ZAKURA
Saur Sepuh
BROKEBACK MOUNTAIN
The Green Mile
The Vampire Assistant
A Walk To Remember
August Rush (2007)
Legends Of The Fall
Fireproof
the Last Samurai
The Mighty
Saving Private Ryan
review film Life is Beautiful
review film Schindler's List
review film Surat Kecil Untuk Tuhan
sweet home alabama
Never Been Kissed
review film closer
Pay it Forward
1 Litre of Tears
Hachiko: A Dog's Story
Tidak ada komentar:
Posting Komentar